Usut TPPU BUMD Cilacap Rp 237 Miliar, Pengadilan Tipikor Semarang Periksa Gus Yasid

- Redaksi

Senin, 17 November 2025 - 19:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KH Ahmad Yazid atau Gus Yasid, Ketua Yayasan Silmi Kaffah Rancamulya, saat diperiksa majlis hakim Pengadilan Tipikor Semarang, sebagai saksi. Senin (17/11/2025).

KH Ahmad Yazid atau Gus Yasid, Ketua Yayasan Silmi Kaffah Rancamulya, saat diperiksa majlis hakim Pengadilan Tipikor Semarang, sebagai saksi. Senin (17/11/2025).

 


SEMARANG || Portaljatengnews.com – Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Semarang menggelar sidang lanjutan kasus dugaan korupsi pengadaan lahan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) kabupaten Cilacap, dengan agenda pemeriksaan saksi, pada Senin (17/11/2025).

Pemeriksaan saksi ini merupakan lanjutan pengusutan dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dalam pengadaan lahan oleh BUMD Cilacap, yang menjerat tiga orang terdakwa yaitu, Iskandar Zulkarnaen (Eks Kabag Perekonomian dan SDA Pemda Cilacap), Andhi Nur Huda (Eks Direktur PT RSA), dan Awaluddin Murri (Eks Pj Bupati Cilacap).

Nama KH Ahmad Yazid atau Gus Yazid, turut terseret dalam pusaran kasus yang ditaksir merugikan negara Rp 237 miliar ini. Ketua Yayasan Silmi Kaffah Rancamulya itu dimintai keterangan sebagai saksi dalam dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU), lantaran ada aliran dana masuk ke rekeningnya.

Baca Juga :  Kadivre Jateng Motivasi Jajaran KPH Semarang Fokus Target RKAP dan Inovasi

Berdasarkan sidang pemeriksaan saksi disebutkan bahwa Gus Yasid mengenal terdakwa Andi melalui Widi, mantan Pangdam IV/Dip, via telpon. Kemudian mengaku pernah diberi uang melalui istri Gus Yasid dari terdakwa Andi sebesar Rp 50 juta.

Dalam pengakuannya, Gus Yasid mengatakan pernah diminta tolong oleh Widi untuk mendoakan terdakwa Andi karena akan menjual sebidang tanah, namun saksi Gus Yasid tidak tahu asal usul tanah tersebut.

Dalam persidangan disebutkan juga bahwa saksi Gus Yasid mendapatkan titipan uang sebesar Rp 2 Miliar dari terdakwa Andi melalui Widi. Dikatakan saksi bahwa uang tersebut sebagai ucapan terimakasih atas terjualnya sebidang tanah terdakwa Andi.

Baca Juga :  Pemberian Abolisi dan Amnesti, Pakar Hukum Pidana Soroti Adanya Potensi Intervensi Politik

Yang lebih mengejutkan, saksi Gus Yasid mengaku menerima uang sekira 6 kali di rumah Solo. Selain itu menerima uang sebesar Rp 18 miliar sebagai bantuan dana hibah yayasan Silmi Kaffah Rancamulya, dalam penyerahannya disaksikan Novita dan Widi.

Kemudian setelah saksi Gus Yasid menerima uang 10 miliar, Gus Yasid merasa kurang yakin, lalu mencari terdakwa Andi dan ternyata sudah ditahan di Lapas. Saksi kemudian bertemu terdakwa Andi di Lapas, dan mendesak terdakwa Andi agar bercerita jujur, dan ternyata uang tersebut adalah uang hasil korupsi dari penjualan tanah Kodam.

Baca Juga :  Antisipasi Gangguan Keamanan Saat May Day, Polrestabes Semarang Bakal Kerahkan 3000 Personel 

Saksi Gus Yasid menyampaikan mengaku menerima uang 1 hingga 2 miliar dari Novita secara cash, diluar yang Rp 20 miliar.

“Bahwasanya uang itu digunakan untuk membuka usaha warung kebuli, nyata sudah saya gunakan untuk menyewa lahan,” tutur Gus Yasid, dalam persidangan.

Namun saat keterangan saksi Gus Yasid dikonfrontir oleh terdakwa Andi dibantah seluruhnya. Terdakwa Andi menyampaikan mengenal Gus Yasid melalui Wisnu (mantan Asren) dan bertemu salah satu resto di Semarang.

Selain itu terdakwa Andi mengaku tidak pernah memberikan uang sepeserpun kepada Widi, untuk diserahkan ke saksi Gus Yasid. (Vio Sari)

Editor : Heri

Berita Terkait

Usai Ganti Kehilangan, Budi Minta Polsek Semarang Selatan Ungkap Kasus Pencurian di Pasar Peterongan
Diduga Korupsi Rp 2,2 Miliar, Oknum Mantri Bank BRI di Kota Semarang Ditahan.
Perhutani KPH Semarang Salurkan Bantuan TJSL untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan TK Tunas Rimba
Perhutani KPH Semarang Gelar Sosialisasi Hasil ESRA Pengunaan Pestisida Kimia di Kawasan Hutan
Korban Pengeroyokan di Tempat Karaoke Bandungan Semarang Lapor Polisi
Lestarikan Lingkungan, Perhutani KPH Semarang Ajak Pramuka Tanam Pohon
Warga Kota Semarang Pertanyakan Surat Pemberitahuan Penonaktifan CCTV di Seluruh Kelurahan, Wali Kota Bungkam
Penetapan Tersangka di Polda Jateng Berubah Jadi SP3, Keluarga Pelapor Kecewa Minta Kasus Dibuka Kembali

Berita Terkait

Senin, 17 November 2025 - 19:05 WIB

Usut TPPU BUMD Cilacap Rp 237 Miliar, Pengadilan Tipikor Semarang Periksa Gus Yasid

Minggu, 16 November 2025 - 13:59 WIB

Usai Ganti Kehilangan, Budi Minta Polsek Semarang Selatan Ungkap Kasus Pencurian di Pasar Peterongan

Kamis, 13 November 2025 - 11:55 WIB

Diduga Korupsi Rp 2,2 Miliar, Oknum Mantri Bank BRI di Kota Semarang Ditahan.

Rabu, 12 November 2025 - 16:02 WIB

Perhutani KPH Semarang Salurkan Bantuan TJSL untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan TK Tunas Rimba

Selasa, 11 November 2025 - 12:14 WIB

Perhutani KPH Semarang Gelar Sosialisasi Hasil ESRA Pengunaan Pestisida Kimia di Kawasan Hutan

Berita Terbaru