PATI || Portaljatengnews.com – Aksi protes pengendara mobil yang kebingungan lantaran ditolak saat akan mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar di sebuah SPBU, ramai jadi sorotan di media sosial.
Sebab akun yang terdaftar di aplikasi MyPertamina milik pengendara tersebut terdapat riwayat pembelian bahan bakar yang melebihi kapasitas. Padahal, pengendara mobil mengaku jika dirinya tidak pernah mengisi BBM dengan jumlah seperti disebutkan.
“Saya belum ada isi solar kok sudah habis ya. Saya enggak ada isi Solar hari ini tadi kok katanya kuotanya habis. Kok bisa gitu ya?,” saya berharap kepada APH untuk menindak tegas para mafia – mafia solar yang semakin lama semakin menggila, seolah – olah APH tutup mata tanpa ada tindakan sama sekali, kalau seperti ini masyarakat yang di rugikan. kata pengendara mobil.
Petugas SPBU kemudian menunjukkan riwayat pembelian yang tertera dalam data di akun si pengendara mobil. Petugas juga sempat merasa ada kejanggalan dalam data tersebut.
Dalam daftar yang ditunjukkan, disebutkan jika pengendara mobil tersebut sudah melakukan transaksi pembelian solar.
Sementara itu, pengendara mobil lain juga sempat mengeluh kesusahan saat akan mengisi BBM di SPBU lantaran akun MyPertamina miliknya tidak bisa digunakan.
“Ini aneh ini mau isi solar pakai barcode tapi katanya ada yang makai. Padahal barcode-nya saya doang yang punya aneh ini. Tetep ga bisa pak? keterangannya apa pak?,” kata pengendara mobil.
“(Keterangan) pengguna tersebut sedang melakukan transaksi pak,” ungkap petugas SPBU.
Diketahui, jika MyPertamina adalah aplikasi yang diluncurkan dalam rangka program digitalisasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Penggunaan MyPertamina dimaksudkan untuk memastikan proses penyaluran BBM subsidi benar-benar tepat sasaran. Aplikasi ini wajib dimiliki oleh pengguna yang berhak mendapatkan BBM subsidi, seperti pertalite dan solar.
PT Pertamina Patra Niaga pernah mengungkap, jika tujuan adanya digitalisasi ini ialah untuk memitigasi tindak kecurangan pembelian BBM bersubsidi di SPBU.
“QR Code ini pencegahan kecurangan-kecurangan subsidi BBM di lapangan. Sudah bisa dilihat sendiri, betapa banyak penyelewengan yang terjadi,” kata Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga. Senin (14/7/2025 )
Aplikasi MyPertamina hanya digunakan sebagai salah satu platform pembayaran digital bukan untuk tempat mendaftar. Setelah mendaftar, maka yang terekam oleh sistem sebagai penerima BBM subsidi adalah kendaraannya, bukan individu pemiliknya.
“Jadi QR Code itu benar-benar melekat pada kendaraan, bukan yang bawa mobil. Karena yang bawa mobil itu bisa pindah-pindah. Tapi QR Code itu benar-benar melekat kepada kendaraan,” tuturnya.
Adanya keluhan beberapa pengendara mobil yang tidak bisa mengisi bahan bakar subsidi tentu merugikan konsumen.
Karena akun yang bermasalah, akhirnya pemilik kendaraan tidak dapat menerima BBM subsidi. Hingga berita ini ditulis, belum ada penjelasan resmi dari pihak Pertamina itu sendiri.
Laporan: Budi
Editor : Heri