Sidang Lanjutan Pencurian Perhiasan di PN Semarang, Majlis Hakim Dibuat Bingung Oleh Keterangan Penyidik Kepolisian

- Redaksi

Jumat, 18 Juli 2025 - 12:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suasana sidang lanjutan perkara pencurian perhiasan di PN Semarang.

Suasana sidang lanjutan perkara pencurian perhiasan di PN Semarang.


SEMARANG || Portaljatengnews.com – Sidang lanjutan perkara dugaan kasus pencurian perhiasan berupa emas dan berlian dari seorang warga Semarang Barat semakin menarik.

Sidang yang berlangsung di Pengadilan Negeri (PN) Semarang, pada Kamis (17/7/2025) dengan agenda pembuktian, dipimpin Imanuel Ari Budihardjo, SH selaku hakim ketua.

Dalam sidang tersebut, majlis hakim terlihat bingung dengan keterangan penyidik Polsek Semarang Barat yang tak mampu mengungkapkan detail perkaranya. Bahkan hakim ketua sempat geleng-geleng kepala mendengar keterangan penyidik tersebut.

Hal itu berkaitan penuturan penyidik, bahwa barang yang dicuri tidak ditemukan, hanya menyita pakaian, kacamata, dan surat perhiasan. Penyidik kemudian menjelaskan bahwa barang curian itu telah di jual oleh terdakwa. Lalu hakim ketua bertanya, apakah penyidik tidak mencari pembeli emas tersebut, dijawab oleh penyidik bahwa dirinya tidak ikut ke lapangan.

Baca Juga :  Polres Demak Ringkus Dua Penjual Obat Petasan, Sita 32 Kg Bubuk Mercon

“Lho kan anda satu tim, kok bilang tidak tahu,” kata hakim.

Yang lebih membingungkan hakim, total kerugian yang dialami korban. Penyidik menyebut Rp 14 juta, sedangkan data yang dilampirkan oleh jaksa sebesar Rp 10 juta. Ditambah kesaksian korban yang menyebut kerugiannya mencapai Rp 850 juta.

“Kenapa tidak bisa sinkron begini,” tanya hakim.

Selain itu, hakim ketua menanyakan brankas penyimpanan perhiasan yang tidak ikut disita.

Menurut penuturan saksi korban, bahwa dia telah meminta penyidik untuk melakukan pemeriksaan labfor sidik jari, namun ditolak dengan alasan brankas bergelombang, sehingga sulit untuk dilabfor, bahkan olah tempat kejadian perkara (TKP) pun tidak pernah dilakukan oleh pihak Polsek Semarang Barat, meskipun korban telah memintanya.

Baca Juga :  Bambang Raya Ditetapkan Tersangka Kasus Dugaan Penyediaan Pornografi

Dalam penyelidikan kasus tersebut, kinerja kepolisian dipertanyakan hakim, sehingga penyidik harus dihadirkan untuk dimintai keterangannya.

Sebelum pihak penyidik dimintai keterangan, terlebih dulu Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan saksi Ngatiman, seorang karyawan warung sayur yang berlokasi dekat dengan rumah korban. Di hadapan majelis hakim, Ngatiman mengaku mengenal terdakwa sebatas sebagai pembeli dan penjual.

Ia juga mengonfirmasi bahwa pada bulan Februari lalu, terdakwa pernah menitipkan sebuah tas hitam kepadanya, namun ia tidak mengetahui isi tas tersebut.

Baca Juga :  Tragedi Lift RS PKU Muhammadiyah Blora, Polres Tetapkan Ketua Panitia sebagai Tersangka

Pemeriksaan Saksi dan kejanggalan BAP

Momen paling krusial adalah saat Ngatiman dicecar mengenai proses Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di kepolisian.

Awalnya, Ngatiman bersaksi bahwa ia tidak pernah hadir di kantor polisi untuk memberikan kesaksian. Ia menyebut bahwa penyidik justru mendatangi lapaknya dan memintanya menandatangani berkas tanpa sempat membacanya.

“Polisinya datang ke lapak dan membawa berkas dan menyuruh saya tanda tangan dan tidak membaca isi berkas tersebut,” ujarnya.

Namun, setelah didesak oleh hakim, Ngatiman merevisi keterangannya, mengaku sempat membaca sebentar berkas tersebut sebelum menandatanganinya.

Pada sidang tersebut, diharapkan akan terungkap fakta-fakta baru yang dapat memperjelas duduk perkaranya.

(Agung)

Editor : Heri

Berita Terkait

Lestarikan Lingkungan, Perhutani KPH Semarang Ajak Pramuka Tanam Pohon
Warga Kota Semarang Pertanyakan Surat Pemberitahuan Penonaktifan CCTV di Seluruh Kelurahan, Wali Kota Bungkam
Penetapan Tersangka di Polda Jateng Berubah Jadi SP3, Keluarga Pelapor Kecewa Minta Kasus Dibuka Kembali
Ibo Dilaporkan ke Polda Jateng Dugaan Penistaan Agama, Polisi Diminta Usut Tuntas
Perhutani KPH Semarang Salurkan Bantuan TJSL Dukung Pendidikan TK Tunas Rimba
PBNU dan GP Ansor Semarang Murka, Meminta Pelaku Dugaan Penista Agama Diproses Hukum 
PT Praba Mas Hill Dapat Apresiasi, Bangun Jalan Tembus Grand Wood ke Dewi Sartika
Pimpin Ground Breaking 27 SPPG Polri di Gedawang, Kapolri Apresiasi Target Polda Jateng Bangun 100 SPPG Polri

Berita Terkait

Senin, 3 November 2025 - 16:17 WIB

Lestarikan Lingkungan, Perhutani KPH Semarang Ajak Pramuka Tanam Pohon

Rabu, 29 Oktober 2025 - 21:24 WIB

Warga Kota Semarang Pertanyakan Surat Pemberitahuan Penonaktifan CCTV di Seluruh Kelurahan, Wali Kota Bungkam

Rabu, 29 Oktober 2025 - 19:41 WIB

Penetapan Tersangka di Polda Jateng Berubah Jadi SP3, Keluarga Pelapor Kecewa Minta Kasus Dibuka Kembali

Selasa, 28 Oktober 2025 - 21:37 WIB

Ibo Dilaporkan ke Polda Jateng Dugaan Penistaan Agama, Polisi Diminta Usut Tuntas

Senin, 27 Oktober 2025 - 11:04 WIB

Perhutani KPH Semarang Salurkan Bantuan TJSL Dukung Pendidikan TK Tunas Rimba

Berita Terbaru