SEMARANG || Portaljatengnews.com – Dalam rangka menjamin keselamatan dan kesehatan kerja serta memastikan perlindungan dan kelancaran kegiatan pada obyek wisata yang berada di dalam kawasan hutan, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Semarang melalui Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mengikutsertakan mahasiswa magang untuk melakukan inspeksi di lokasi kerjasama Wisata Rintisan Top Selfie Cemoro Sewu yang terletak di desa Kalirejo, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang yang berada di Petak 1014, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Susukan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Penggaron, pada Rabu (23/07/2025).
Kegiatan inspeksi dipimpin oleh Tim K3 yang terdiri dari Kepala Sub Seksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) KPH Semarang Agus Sudono, didampingi personel lapangan yang terdiri dari Asper BKPH Penggaron, KRPH Susukan dan staf.
Kegiatan inspeksi yang melibatkan mahasiswa magang dari Universitas Diponegoro (Undip) adalah untuk memberikan pemahaman kepada mereka bahwa Perum Perhutani telah menerapkan pelaksanaan prinsip-prinsip K3 pada setiap kegiatannya.
Prinsip-prinsip tersebut mencakup pencegahan, perlindungan dan peningkatan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.
Di tempat terpisah Julie Irahadi Sapta Putra selaku Wakil Administratur menyatakan bahwa penerapan prinsip-prinsip K3 adalah investasi jangka panjang yang sangat penting bagi sebuah perusahaan dan pekerjanya.
Dengan menjalankan K3 baik perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif serta melindungi kesejahteraan pekerja.
Hanifati Khirinabila, Zia Kawaiba Arofa dan Farah Aurelia Raharja mahasiswa magang dari Universitas Diponegoro (Undip) yang ikut serta pada kegiatan tersebut memberikan apresiasi atas komitmen Perhutani dalam mengimplementasikan prinsip K3 sekaligus memuji penerapan Standard Operasional Prosedur (SOP) pada kegiatan kerjasama wisata dengan mengedepankan pendekatan yang ramah lingkungan.
Selain itu mereka juga berterimakasih atas pemberian sarung tangan, sepatu bot, dan pelatihan singkat tentang penggunaan APD agar tahu cara kerja yang benar.
“Kalau ada ular atau bahaya lain, kami jadi tahu bagaimana harus bertindak dan Ini sangat membantu kami agar tetap sehat dan selamat,” ungkap mereka.
Beberapa indikator pada pelaksanaan K3 yang harus ada meliputi : identifikasi potensi bahaya dengan pemasangan plang yang menginformasikan adanya potensi bahaya seperti tanah longsor, adanya binatang buas, penggunaan bahan kimia berbahaya yang dapat mencemari lingkungan dan atau membahayakan kesehatan pekerja dan masyarakat sekitar, dll, penyediaan APD (Alat Pelindung Diri), pelatihan K3, inspeksi rutin serta program keadaan darurat yang salah satunya menginformasikan tentang titik kumpul apabila terjadi keadaan darurat untuk memudahkan evakuasi.
Melalui kegiatan ini, Perhutani berharap budaya kerja yang mengutamakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) harus senantiasa dibangun dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari karena aspek K3 adalah pondasi penting untuk mendukung keberhasilan visi dan misi perusahaan untuk peningkatan kesejahteraan bagi karyawan khususnya dan masyarakat sekitar hutan pada umumnya.
Laporan: Wahyu
Editor : Heri